"Being surrounded by wrong people is the loneliest thing. Ever"
Minggu pertama di bulan November.
Udah sejak beberapa bulan setelah aku memutuskan buat melupakan sesuatu. Melupakan menjadi lebih mudah, ketika kamu kenal dengan orang baru dan bisa berbagi kisah bersama.
Bukan. Bukan tentang jatuh hati lagi. Tapi tentang bagaimana kali ini aku memaknai sebuah kisah.
Aneh tapi nyata. Cliche.
Ada beberapa orang yang datang dalam hidupmu karena beberapa alasan. Ada yang untuk dijadikan pelajaran, ada juga yang bertahan, lalu menetap.
Aku bukan tipe orang yg pandai merangkai kata, tapi kalo ngetik begini doang sih bisa sok puitis. Dikit. Hew
Ini minggu-minggu menjelang ke-hectic-an event yang beruntun. Beberapa mimpi yang pernah aku kejar, akhirnya aku biarkan gugur sendiri. Bodoh. Tapi semuanya terlambat. Aku bahkan belum maksimal dalam melakukan pencapaiannya, tapi malah urungkan niat dan kemudian berbalik arah.
Ini bukan karena patah hati. Benar-benar bukan. Patah hati dengan kisah lalu? Ah, aku benar-benar sudah melupakan. Let bygone, be bygone. Kalau hilang, yasudah, kalau masih menyakiti ya biarkan, toh jalan orang masing-masing.
Kali ini lebih tentang.... aku gatau gimana harus mendeskripsikan, tapi ini emang benar-benar awkward. Ada sesuatu yang ga bisa aku ingkari. Ini yg kaya..... kecewa tanpa disadari. Huft
Hal yang menyedihkan tentang kekecewaan yaitu.... aku bahkan ga bisa mengekspresikannya. Kepada siapa juga ga bisa. Ini perasaan diam-diam, kalo kecewa ya diam-diam. Ditahan, dan sebisa mungkin bertahan. Tuh kan galau ga jelas.
Sendirian itu terkadang menyenangkan. Meski kata orang, sendirian membuatmu merasa sendiri. Tapi kataku, berada di sekitar orang yang salah lebih membuatku merasa sendiri.